Rabu, 28 Januari 2015

Mengenal Cing Ciu dalam Tradisi Pernikahan Adat Tionghoa



Dalam rangkaian prosesi pernikahan etnis China, ada upacara yang dinamai Cing Ciu. Terjemahan harfiahnya, mempersembahkan arak. Upacara ini tentu saja mengacu pada warisan tradisi dari tanah lelulur (China). Tradisi ini tetap dipertahankan warga China di Indonesia hingga kini karena nilai-nilai mulia yang diusungnya.

Pada upacara ini, pengantin akan berlutut (kui) sebagai ekspresi penghormatan mempelai kepada orangtua dari pihak pengantin pria (patriarki) yang telah membesarkan dan mendidik mereka dengan penuh perhatian dan kasih sayang hingga tiba waktunya mereka akan membangun keluarganya sendiri.
Selain penghormatan kepada kedua orangtua, pada kesempatan ini biasanya disertai pula Cing Ciu kepada kakek/nenek, dan kerabat dekat dari pihak ayah yang lebih tua secara usia maupun hirarki/silsilah. Sebagai tindak balasannya, orangtua, kakek/nenek, atau kerabat yang lebih tua akan memberikan tanda mata berupa perhiasan dan/atau angpao.

Tradisi ini masih mudah kita jumpai dalam pernikahan modern etnis China di tanah air dengan sedikit modifikasi. Misalnya saja makna kui tidak lagi harfiah berarti pengantin bersujud/berlutut. Umumnya mempelai berdiri lalu memberikan penghormatan kepada orangtua, kakek/nenek, atau kerabat yang duduk di kursi. Selain itu, minuman arak telah pula digantikan dengan sejenis soft drink berwarna merah.


Primbon Hari Nikah: Alasan Mengapa Anda Jangan Menikah Di Bulan Berikut Ini


Dalam primbon hari nikah, terdapat 4 bulan baik untuk menyelenggarakan pernikahan. 4 bulan baik tersebut adalah Jumadilawal, Rejeb, Ruwah, dan Besar. Sedangkan 8 bulan lainnya dianggap kurang baik untuk digunakan sebagai waktu menikah.
Jika ladies telah menentukan waktu pernikahan anda, ada baiknya jika anda melihat kembali apakah bulan pilihan anda termasuk ke dalam 4 bulan baik atau tidak. Jika tidak, sebaiknya anda mengubahnya. Ada alasan mengapa kedelapan bulan lainnya dianggap sebagai bulan yang tidak baik, yaitu karena watak bulan tersebut yang tidak baik.
Seperti dikutip dari laman vemale.com, watak-watak dari ke delapan bulan tersebut adalah;

Pertama, bulan Suro. Bulan yang satu ini dipercaya memiliki watak mudah mengalami kerusakan. Di dalam rumah tangga, kerusakan yang dimaksud bisa berupa keluarga mempelai atau mempelai yang meninggal dunia, sering kecurian, dan ada banyak halangan dalam hidup.

Kedua, bulan Mulud. Bulan Mulud juga dianggap kurang baik untuk menyelenggarakan acara pernikahan karena wataknya yang mati salah satu. Banyak orang percaya bahwa salah satu mempelai bisa saja meninggal dunia jika melanggar aturan ini.

Next, bulan Puasa. Seperti juga dikutip dari laman sunotoagungwibowo.blogspot.com, bulan Puasa berwatak celaka besar. Mempelai yang menikah di bulan ini dikhawatirkan akan mengalami kesukaran hidup yang tiada henti.

Ladies, tentu saja hal diatas hanya sebagai informasi untuk anda. Kepercayaan terhadap sesuatu hal tentunya bergantung kepada masing-masing